ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI
Ade
Retza Arientika C. N.
D0211001
Ilmu Komunikasi A
FISIP UNS
D0211001
Ilmu Komunikasi A
FISIP UNS
Analisislah baik atau buruknya menurut Anda isi
dibalik ungkapan di bawah ini! Setelah itu ringkaslah alasan yang mendasari
pemahaman Anda!
“Seorang wanita mencintai seorang lelaki yang akan
menyakitinya, sebaliknya lelaki tersebut tidak mencintai wanita tersebut dan ia
akan menyakitinya”
Jawaban dan
Analisis
Prolog
Hal mencintai dan dicintai adalah hak dasar yang
dimiliki manusia, terlepas untuk siapa manusia mencintai dan dari siapa manusia
dicintai. Setiap manusia mempunyai hak yang sama dalam hal mecurahkan rasa
kasih sayangnya kepada manusia lain, tidak terkecuali cinta kepada lawan jenis
seperti kasus di atas. Tidak melihat baik dan buruknya wanita tersebut terhadap
rasa cinta yang dimiliki untuk mecintai lelaki pujaan hatinya. Tidak pula
wanita tersebut harus melihat masa di mana ia akan disakiti ketika ia mencintai
lelaki itu, karena cinta yang setulusnya membutuhkan kesetiaan dan pengorbanan.
Walaupun di sisi lain ada berbagai alasan mengapa lelaki yang wanita cintai
akan menyakitinya, entah itu karena sang lelaki sudah memiliki bidadari lain, sang
lelaki tidak mencintai wanita itu, dan berbagai alasan lainnya. Bukankah ungkapan
cinta tidak harus memiliki itu melegakan orang-orang yang mempunyai cinta
sejati?
Tetapi kembali lagi pada kenyataan yang ada, bahwa
tersakiti oleh seseorang yang kita sangat amat cintai sangatlah menyedihkan. Sebuah
lirik lagu mengatakan bahwa “cinta tak mungkin berhenti secepat kita jatuh hati”
menggambarkan betapa sulitnya untuk melupakan seseorang yang kita cintai hanya
dengan satu menit saja. Namun, perasaan sakit, sedih, patah hati akan dirasakan
bertahun-tahun lamanya. Menerima kenyataan bahwa lelaki yang dicintai wanita
tersebut tidak memiliki perasan yang sama dan bahkan tidak membalasa rasa
cintanya, apakah ini membahagiakan? Tidakkah kebahagiaan diciptakan untuk dirinya
sendiri? Di luar dari diri wanita itu sendiri juga ada banyak pihak yang merasa
tidak dibahagiakan, tarulah misal jika lelaki yang ia cintai sudah memiliki
wanita lain. Sesama wanita pun memiliki emosi yang sama, kesedihan dan
kemarahan yang sama, jika satu dengan lainnya mencintai lelaki yang sama. Adakah
kebahagian di antara mereka?
Analisis
Saya berpendapat bahwa kegigihan yang ciptakan wanita
tersebut demi cintanya adalah sebuah kebaikan karena dilihat dari sisi intuisinya.
Karena bisikan hati adalah kekuatan
batin yang dapat mengidentifikasi apakah suatu perbuatan tersebut baik atau
buruk tanpa melihat terlebih dahulu akibat yang ditimbulkan dari perbuatannya,
dengan tujuan utama dilihat sebagai keutamaan, keunggulan, keistimewaan, yang
dapat diartikan sebagai kebaikan budi pekerti (catatan etika dan filsafat
komunikasi, 2013). Wanita tersebut dengan gigihnya memperjuangan apa yang
dikatakan oleh bisikan batinnya untuk mencintai lelaki yang akan menyakitinya
apabila ia terus mencintainya. Ia tidak melihat akibat yang ditimbulkan kepada
dirinya sendiri dan kepada orang lain baik disekitarnya maupun disekeliling
lekaki tersebut. Menjadi sesuatu yang utama dan istimewa ketika seorang wanita
terus berusaha untuk mempertahankan kekuatan cintanya, tanpa melihat akibat
yang ditimbulkan.
Namun, dilihat
dari sisi perbuatan yang ia lakukan demi menciptakan kebahagian dirinya sendiri
(hedonism) merupakan sesuatu hal yang
buruk. Mengapa ia rela membuat dirinya tidak bahagia (tersakiti) oleh karena
mencintai lelaki yang menyakitinya? Karena
pandangan hedonisme memandang tingkah laku atau perbuatan akan melahirkan
kebahagiaan dan kenikmatan baik bagi dirinya sendiri ataupun orang lain. Baik dilihat
dari tiga cara pandang berikut (catatan etika dan filsafat komunikasi, 2013),
pengukapan di atas adalah hal yang buruk:
a.
Hedonisme individualistik
(egoistic hedonism), yaitu paham yang
menilai bahwa jika sesuatu keputusan baik bagi pribadinya maka hal itu disebut
baik, sedangkan jika keputusan tersebut tidak baik maka hal itu disebut buruk.
Memang,
keputusan untuk mencintai lelaki yang akan menyakitinya adalah keputusan yang
baik bagi dirinya sendiri. Dia hanya mementingkan kebahagiaanya yang sangat
singkat. Bukankah lebih baik, keegoisannya tersebut dipikirkan untuk lebih
egois lagi ketika ia memutuskan untuk melupakan lelaki tersebut dari pada ia
terus tersakiti sepanjang tahun hanya untuk memikirkan serta merta mencintai
lelaki yang menyakitinya?
b.
Hedonisme
rasional (rasionalistic hedonism),
berpendapat bahwa kebahagiaan atau kelezatan individu harus pertimbangan akal
sehat.
Berkesinambungan
dengan penjelasan untuk menjadi lebih egois di atas, bahwa memikirkan lebih
jauh ke depan merupakan hal yang jauh lebih penting dari pada kesenangan
semata. Hal rasionalnya adalah wanita tersebut harus lebih mementingkan waktu,
kepentingan, dan bahkan perasaannya di masa yang akan datang, ketimbang untuk
mencintai lelaki yang menyakitinya. Hal tersebut akan jauh lebih membahagiankan
dan menyenangkan dirinya. Banyak kemungkinan yang lebih membahagiakan akan
terjadi ketika wanita tersebut meninggalkan rasa cintanya kepada lelaki itu. Seperti
bertemu dengan jodoh yang jauh lebih baik darinya, quality time yang lebih
baik dengan keluarga dan teman-temannya, dan peningkatan kualitas hidup yang
lebih baik.
c.
Universality hedonism, menyatakan bahwa yang menjadi tolok ukur apakah suatu
perbuatan itu baik atau buruk mengacu kepada akibat perbuatan itu melahirkan
kesenangan atau kebahagian kepada seluruh makhluk.
Ya, dengan
demikian keputusan yang dibuat oleh wanita itu tidak hanya berperan penting
untuk kehidupannya tetapi juga untuk orang lain, baik disekitarnya maupun
disekeliling lekaki yang ia cintai. Bisa saja, dengan wanita tersebut mencintai
lelaki yang menyakitinya, ia juga akan menyakiti orang-orang yang ada di
sekitar lelaki tersebut, misalnya kekasih lelaki itu. Atau bahkan jika mau
dilihat lebih jauh lagi, wanita tersebut akan menyakiti lelaki yang
sesungguhnya lebih mencintainya. hal tersebut sangatlah mencerminkan
ketidakadaanya kebahagiannya di antara mereka (semua makhluk).
Dilihat dari sisi idealismenya, keputusan wanita itu
untuk mencintai lelaki yang akan menyakitinya hanyalah kepentingan hayalan akal
pikiran wanita itu saja. Ia berpikiran bahwa akan indah jika ia memiliki lelaki
yang tidak mencintainya itu. Karena emosional wanita lebih kuat,
pikiran-pikiran tersebut terbawa ke dalam perasaan yang sulit untuk
dikendalikan. Pikiran dan perasaan indah yang tercipta dalam dirinya merupakan
sebuah hayalakan belaka, karena itu hanyalah gambaran dari alam pikiran yang
bersifat tiruan. Entah ia meniru dari temannya yang sudah bahagia ataupun dari
implementasi media massa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar